Sabtu, 02 November 2013

Pahlawan Islam, Khalid Bin Walid, Bag 4



Penyebaran Islam ke wilayah Irak yang dipimpinan pahlawan Islam Khalid bin Walid semakin sulit dibendung oleh pasukan Persia. Satu demi satu kota-kota strategis berhasil dikuasai dan di-Islam-kan. Namun setelah menguasai kota Ain-ut-Tamr dibagian utara Irak, Khalid bin Walid memutuskan untuk kembali ke Jazirah Arab, tepatnya ke kota Daumatul Jandal yang merupakan kota strategis dibagian utara Jazirah Arab.

Di Daumatul Jandal Khalid bin Walid akan membantu ‘Iyadh bin Ghanim untuk menuntaskan pemberontakan terhadap kekhalifahan Islam yang dipimpin Ukaidar bin Abdul Malik. Sebenarnya Daumatul Jandal sudah di-Islam-kan sejak zaman Rasulullah saw namun Ukaidar bin Abdul Malik dan rakyatnya memberontak dan murtad.

Khalid membawa 6000 pasukan Islam dan menyerahkan tanggungjawab kemanan di tanah Irak kepada Al-Qa’qa bin ‘Amru. Khalid sangat ingin menghancurkan koalisi antara pemberontak murtad dibawah pimpinan Ukaidar dan Arab Kristen Judi Rabi’ah dan mengembalikan rakyat mereka ke jalan Allah.

Namun pertempuran hebat tidak terjadi di Daumatul Jandal karena Ukaidar ketakutan dan melarikan diri. Niat kabur Ukaidar gagal karena pasukan Islam berhasil mengejar dan menangkapnya, Ukaidar pun dihukum mati.

Setelah Khalid Bin Walid berhasil menumpas pemberontakan di Daumatul Jandal, ia kembali ke Hirah. Setibanya di Hirah, Khalid bin Walid langsung menghadapi ancaman dari para panglima perang Persia dan milisi Arab Kristen. Pasukan Persia ini sudah bersia di empat wilayah yaitu Husaid, Khanafi, Muzayyah dan Zumail Saniyyi. Khalid bin Walid bertindak cepat dengan membagi pasukan Islam menjadi dua bagian. Pasukan pertama dipimpin pahlawan Islam Al-Qa’qa bin ‘Amru dan diperintahkan langsung memerangi pasukan Persia di wilayah Husaid sedangkan Pasukan kedua dipimpin oleh pahlawan Islam Abu Laila menuju ke wilayah Khanafi.

Pasukan Al-Qa’qa berhasil menang dan membunuh Ruzbeh, komandan pasukan Persia di Husaid. Tak Cuma Ruzbeh, Zarmahr selaku komandan pasukan Persia di wilayah Khanafi juga ikut terbunuh karena mencoba membantu Ruzbeh. Sisa pasukan Persia di Husaid melarikan diri ke Khanafi yang kini dipimpin oleh komandan pengganti yaitu Mahbuzan.

Sesaat setelah tiba di Khanafi, Mahbuzan mendengar bahwa pasukan Islam dibawah pimpinan Abu Laila akan menyerang mereka. Karena ketakutan Mahbuzan memutuskan untuk membawa pasukannya kabur dari Khanafi menuju Muzayyah untuk bergabung dengan milisi Arab Kristen yang dipimpin oleh Huzail bin Imran. Abu Laila mengabarkan kepada Khalid bin Walid bahwa Khanafi sudah dikuasai dan sisa pasukan Persia kabur ke Muzayyah.

Khalid bin Walid ketika mendengar berita ini tengah berada di Ain-ut-Tamr. Khalid memutuskan untuk menggerakkan pasukan Islam menuju wilayah Muzayyah untuk menggempur markas besar pasukan koalisi Persia-Arab Kristen. Khalid bin Walid menginstruksikan bahwa penyerangan ke wilayah Muzayyah dilakukan serempak dari tiga arah. Al-Qa’qa menyerang dari wilayah Husaid, Abu Laila menyerang dari wilayah Khanafi dan Khalid bin Walid sendiri menyerang dari Ain-ut-Tamr. Pasukan Islam menyerang dengan cepat secara serempak dan dalam satu malam wilayah Muzayyah berhasil dikuasai.

Khalid bin Walid memang tak kenal lelah dalam menyebarkan kekuasaan Islam, ia menginstruksikan pasukannya untuk segera bergerak ke Firaz, suatu wilayah ditepi sungai Eufrat, Irak bagian utara. Kota Firaz berbatas dengan wilayah Syam (Syria), wilayah ini sekarang berada disekitar kota Abu Kamal.

Di Firaz pasukan Islam bertemu dengan pasukan Persia dan Romawi sekaligus. Pasukan dari dua Negara superpower dunia yang biasanya saling serang kini malah bersatu untuk menghadapi para pahlawan dan pejuang Islam. Tak cuma itu, gabungan pasukan Persia-Romawi ini dibantu oleh suku-suku yang tergabung dalam milisi Arab Kristen. Namun, setelah menjalani peperangan yang maha dahsyat, pada bulan Januari 634 atau tahun 12 H, pahlawan-pahlawan Islam dibawah pimpinan Khalid bin Walid yang berjumlah 15 ribu orang berhasil mengalahkan pasukan koalisi yang berjumlah lebih dari 50 ribu personil. Dengan berhasilnya pasukan Islam merebut Firaz maka hampir seluruh wilayah Irak (Mesopotamia) sudah dikuasai oleh kaum muslimin.

Peperangan demi peperangan masih dilalui Khalid bin Walid dan pasukan Islam untuk meng-Islam-kan wilayah-wilayah yang dikuasai Persia. Dan akhirnya perang yang paling menentukan adalah perang Qadisiyyah dimana Ctesiphon (Madain) yang merupakan ibukota Persia berhasil dikuasai. Dengan dikuasainya Ctesiphon oleh kaum muslimin maka berakhirlah kejayaan Persia sebagai salah satu kerajaan/negara terbesar yang pernah ada dimuka bumi ini.

Perjuangan Khalid bin Walid dan pahlawan-pahlawan Islam lainnya bisa kita lihat hasilnya sekarang. Wilayah Irak dan Iran selaku pusat kerajaan Persia pada zaman dahulu yang berpenduduk non muslim justru saat ini berpenduduk beragama Islam. Wilayah-wilayah disekitar Irak dan Iran seperti Kuwait juga didominasi oleh penduduk beragama Islam.

Ikuti kisah selanjutnya di Kisah Pahlawan Islam, Khalid Bin Walid Bag 5.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

© Kisah Pahlawan 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis